jump to navigation

Polemik Wanita Menyetir di Kerajaan Saudi Arabia Februari 26, 2012

Posted by arifardiyansah in Dunia Akhwat, Nasihat Ulama, Umum.
Tags: , ,
trackback

Seorang wanita Saudi yang menentang larangan mengemudi di kerajaan tersebut, terluka dan temannya tewas ketika mobil yang mereka kendarai terbalik di utara provinsi Hael, seorang juru bicara polisi mengatakan pada hari Senin kemarin (23/1).

“Seorang wanita tewas ditempat dan temannya yang mengendarai mobil dirawat di rumah sakit setelah ia menderita beberapa cedera, ketika kendaraan yang mereka kendarai terbalik Sabtu malam lalu, kata juru bicara polisi Abdulaziz al-Zunaidi.

Arab Saudi adalah satu-satunya negara di dunia di mana perempuan tidak diizinkan mengemudi sendiri mobil mereka.

Namun, kebanyakan wanita Saudi melanggar larangan tersebut dengan mengemudi mobil di daerah gurun yang jauh dari ibukota.

Ada beberapa insiden dilaporkan dalam beberapa tahun terakhir di mana wanita tewas dalam kecelakaan saat mengemudi meskipun telah ada larangan.

Pada bulan November 2010, seorang wanita Saudi yang menentang larangan mengemudi tewas bersama dengan tiga temannya dari 10 wanita penumpang wanita ketika mobilnya terbalik dalam kecelakaan.

demikian beberapa berita dari beberapa website.

Pembaca yang dimuliakan oleh Allah, permasalahan menyetir mobil bagi wanita menjadi polemik yang tajam antara para ulama. Mungkin di Indonesia ada beberapa fatwa dari asatidzah yang diakui keilmuannya yang membolehkan menyetir mobil bagi wanita. Namun untuk Negara seperti Saudi Arabia ulama mu’tabar telah memfatwakan terlarangnya menyetir mobil bagi wanita. Berikut ini adalah jawaban Syaikh Sholih bin Fauzan al-Fauzan ketika ada ulama yang mengirimkan surat kepada Raja Saudi untuk mencabut fatwa larangan menyetir bagi wanita.

Telah datang kepada kami sebuah risalah yang disampaikan Syaikh Abdurrahman bin Nashir Al-Barak kepada Syaikh Yusuf Al-Qardhawi menanggapi tulisan beliau (Yusuf al- Qardhawi) kepada pelayan al-Haramain Asy Syarifain Raja Abdullah bin Abdul Aziz hafidzahullah yang mana beliau meminta untuk membolehkan wanita Saudi menyetir mobil dengan berkata, “Tidak ada Nash (dalil-pent) yang jelas yang melarang wanita menyetir mobil.” Saya dapati Syaikh Abdurrahman telah benar dan telah memberikan manfaat serta menasihati syaikh al-Qaradhawi, yang mana syaikh al-Qaradhawi telah mencampuri urusan dalam negeri Saudi dan telah melancangi ulama Saudi dengan fatwanya ini, yang mana Saudi telah mewakilkan pemberian fatwa dalam berbagai persoalan kepada para ulamanya. Sungguh termasuk kebaikan seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wassalam. Setiap Negara memiliki ranah pribadi, dan merupakan kebiasaan pelayan kedua tanah suci meminta fatwa kepada ulama Kerajaan Saudi Arabia dalam majelis Ulama dan Lajnah Daimah untuk memfatwakan dalam setiap perkara. Kemudian Syaikh al-Qaradhawi tidak menyebutkan dalil pada fatwanya kecuali perkataannya, “Tidak ada Nash (dalil-pent) yang jelas yang melarang wanita menyetir mobil.” Apakah dia telah menyelidiki semua dalil dan tidak mendapati dalil tentang masalah ini? Kemudian perkataan dia, “Tidak ada nash yang jelas” apakah yang dimaksud adalah tidak ada ayat atau hadits yang berbunyi, “Tidak boleh bagi wanita menyetir mobil”, lalu kemanakah dalil-dalil umum, qiyas, ijma dan kaidah mencegah bahaya (Sadu Dara’i). Apakah ini semua tidak bisa dijadikan dalil? Kalau dalil-dalil tadi tidak bisa dijadikan sebagi dalil, maka akan banyak hukum-hukum syariat yang terhenti jika kaidah syeikh al-Qaradhawi seperti itu. Sesungguhnya wajib bagi syeikh Qaradhawi dan ulama-ulama yang semisalnya, untuk meneliti dulu apa yang di katakan dan ditulis sebelum memberikan fatwa, dan jangan mencampuri urusan Negara yang sudah memiliki ulama dan pemberi fatwa. Terlebih lagi masalah ini bukan permasalahan penting yang akan membuat kehidupan terhenti. Negara kami -semoga Allah senantiasa menjaganya-, adalah sebaik-baik Negara, tanpa wanita harus menyetir mobil. Dan bukan termasuk maslahat bagi wanita menyetir mobil. Karena pada masa sekarang tidaklah wanita lebih pintar dan baik menyetir mobil daripada laki-laki kecuali dengan kesulitan dan bahaya yang besar. Di tulis oleh Syaikh Sholih bin Fauzan al-fauzan Anggota Majelis Ulama Kerajaan Saudi Arabia Tulisan ini diterjemahkan dari makalah syaikh di http://www.alfawzan.af.org.sa/node/13560 (apabila koreksi bila ada kesalahan terjemahan-jazakumullahu khairan)

Komentar»

No comments yet — be the first.

Tinggalkan komentar